Monday, December 3, 2012

Ingin

Entah kenapa, semuanya terasa sesak, seakan ingin memecah kepala dengan begitu hebatnya. Bukit terjal yang harus kulalui tak kunjung usai, terus dan terus saja memburuku. Aku. Lelah. Lelah jika aku harus berdiri di bawah payung yang menjerat kebebasanku. Aku. Lelah. Lelah berada di dalam bayang-bayang kebahagiaan semu; yang tak menjanjikan apapun, selain palsu. Aku ingin melepasnya satu demi satu, agar aku bisa berlari dengan sepuasnya, tanpa harus dikekang oleh tali apapun. Aku ingin terbang, aku hanya ingin merasakan sendiri apa arti kebebasan yang murni. Yang tak mengandung prasyarat apapun. Yang tak akan mengecam senyumku. Yang akan selalu memberiku ruang untuk bernafas; tak terbelenggu oleh setitik pun pilu. Karena aku hanya ingin membuktikan pada mereka; aku, telah, bebas.

14:50

Saturday, December 1, 2012

Bersyukur


Tiap hari, tiap pagi, apakah kita menangkupkan sejumlah kata-kata untuk mengucap syukur atas hari baru yang kita dapatkan? Apakah kita masih ingat?

Ya, mungkin sebagian di antara kita, termasuk aku pun seringkali lupa apa arti dari bersyukur. Kejadian yang saya alami 2 hari yang lalu membuatku tersentak, seperti ditampar oleh kenyataan lewat cara Tuhan yang tak pernah kusangka.

31 Oktober kemarin. di hari penutup bulan Oktober 2012, aku mengalami sebuah tragedi kecil. Pagi itu, aku mengalami kecelakaan. Puji Tuhan, kecelakaannya tidak terlalu fatal dan aku hanya mengalami luka ringan. Kedua lututku luka-luka dan harus diperban. Aku tak pernah mengira  akan mengalami kejadian seperti ini. Setiap ingin menggerakkan kakiku, selalua terasa sakiit sekali. Seluruh tubuhku kaku seperti dihantam, betapa susahnya untuk beraktivitas seperti biasanya.

Saat check up lagi ke dokter bedah, aku sudah berangan-angan terlalu jauh di luar akal dan logisku. Apakah lukaku mengalami infeksi parah? Bagaimana jika aku harus diopname dan dioperasi lagi? Apakah kakiku ini perlu diamputasi? Apakah hidupku masih panjang? Pertanyaan demi pertanyaan pun berkelebat di alam pikiran saya. Saya hanya pasrah. Mungkin itu berlebihan, namun itulah yang kurasakan pada saat itu. Takut.

Namun, saat diberi tahu bahwa lukaku hanya mengalami infeksi ringan dan tidak ada hal serius yang terjadi, aku merasa bebanku terangkat berkilo-kilogram beratnya. Terimakasih banyak, Tuhan. Terima kasih banyak.

Aku sadar penuh. bahwa apa yang terjadi padaku ini merupakan sebuah pesan yang ingin disampaikan oleh Tuhan. Bahwa, ketika kita dikecewakan oleh angan dan mimpi yang tertunda, bersyukurlah. Ketika kita merasa sia-sia karena jerih payah yang tak berbalas, bersyukurlah. Ketika kita sakit dan terluka oleh kenyataan, bersyukurlah. Ketika kita bahagia dan gembira, ketika semua keinginan kita tergenggam tangan kita, selalu, bersyukurlah.

Karena, sekecil apapun bahagia yang kita dapatkan. sesulit apapun kenyataan yang kita hadapi, sepahit apapun derita yang kita rasakan, selalu ada suatu hal yang dapat kita syukuri di balik itu semua.

Karena Tuhan itu selalu adil.

Setahun di Psikologi

I can't give enough thanks to You, God. Because You are waaaay to kind to me. Udah 2 semester berlalu di psikologi, dan, walaupun banya...