Kutepis rasa kacauku ini
Yang selalu menunggu waktu
Mimpi, asa, harapan
Semuanya ada di benakku
Semua terasa tak berarti
Mengembangkan selintas cahaya
Ternyata tak semudah yang kukira
Sebegitu sulitnya
Setelah semua kertas memori
terisi
Dengan segala tinta berwarna tak
tertata
Wajahku hanya diam merenungi
Ini nyata
Tak bisa kuputar dunia
Sudah
Tak mau lagi aku meletakkan
percaya
Pada mereka, pembunuh asa
Sudah, cukup, aku tak bisa
menghapusnya
Semuanya t’lah tak terhias lagi
Seperti dulu
Tak ingin lagi aku menari di atas
awan
Mengangkatku, membumbungku,
terbang tinggi
Yang akhirnya kukecap sesal
Itu hanyalah mimpi tak bertuan
Sesatkanku, hilangkan arah
Tak ingin lagi aku berhenti pada
satu tambatan
Aku masih tak ingin berlayar ke samudera
harapan
Perih, masih disayatkan di
robekanku
Belum jua lenyap termakan waktu
Namun
Ia datang kembali mencari hatinya
Setelah bertahun menunggu dalam
kegelapan
Mengurai tangis dalam kesepian
Ia datang
Mencoba mengetuk kembali
Gerbang yang masih rapat terkunci
Ia datang
Pesona, aura
Tak dapat terelakkan
Walau sekejap
Ia mampu lukiskan cahaya itu
Mencoba memulihkan sobekan tak
tentu
Meyakinkan kembali bahwa masih
ada kehidupan
Indah, terasa indah
Semoga ia takkan salah
Memilih hatiku, untuk dirinya
9:29 PM
Thu, 25 November 2010
No comments:
Post a Comment