Tuesday, June 12, 2012

Refleksi

Di Selasa yang hujan ini, aku kembali teringat akan peristiwa Senin lalu. Ya, kala itu, suasana sekolah yang biasanya ramai dipenuhi suara tawa dan canda penghuninya, pagi itu terasa hampa, sepi. Suasana sendu yang menyelimuti seluruh keluarga sekolah masih terasa detik itu. Bagaimana tidak, kami baru saja kehilangan salah satu anggota keluarga kami, keluarga yang sangat kami cintai. 
Mas Hanang. 
Mas Hanang, dia, yang telah pergi meninggalkan kami, untuk menuju kisahnya yang abadi bersama Yang Kuasa. Teman, aku benar-benar merasa kehilangan. Kata 'sedih' pun tak cukup mampu untuk mewakili perasaanku hingga kini. Ini semua terlalu cepat. Jujur, aku masih belum rela menyadari kenyataan bahwa Mas Hanang telah pergi, dan tak kan kembali lagi.
Dia adalah salah satu tokoh yang dikagumi dan diidolakan oleh semua keluarga sekolah. Sosoknya yang rendah hati dan terbuka, kepiawaiannya memainkan kamera dalam merekam setiap kisah berharga yang terjadi di sekolah tercinta, sangat mampu untuk membuat semua orang terkesan padanya.
Masih teringat jelas dalam ingatanku, waktu Mas Hanang mengabadikan dirinya sendiri dalam video DelArt lalu (lihat di sini), yeah, he's the guy behind the mask in that video. Dan tak kusangka, video itu adalah video terakhir dari Mas Hanang, video yang sebagian besar berisikan dirinya, itu persembahan terakhir darinya.. Event Delaviesta #3 mendatang yang diketua oleh dirinya, terpaksa harus melanjutkan perjalanan mereka tanpa kehadiran dari Mas Hanang lagi.. Dan aku yakin, Delaviesta tahun ini akan menjadi sebuah event yang bergitu mengesankan, tak terlupakan, akan menjadi sebuah tribute untuk Mas Hanang....
Sungguh.
Aku seperti merasakan degup jantungku berhenti lama ketika mendengar berita buruk tentang Mas Hanang Minggu malam lalu.
Apa yang kupikirkan saat itu, hanyalah bagaimana kondisi keluarga, teman-teman, & kekasih yang ditinggalkannya. Aku tak kuasa untuk menahan derasnya air mata yang mengalir di pipiku. Ini aneh. Memang, aku belum terlalu mengenal Mas Hanang. Namun aku bisa merasakan ikatan batin yang dirasakan orang-orang terdekatnya. Mas Hanang terlalu baik untuk terlalu cepat pergi. 
Dan saat pemakamannya kemarin, aku melihat kekasihnya, Mbak Marsya, duduk mematung dengan wajah yang teramat lesu. Pipinya semakin tirus, matanya terlalu sembab. Seakan air matanya sudah habis, tak sanggup untuk menangis lebih lama lagi. Aku yang baru mengenal Mas Hanang dan Mbak Marsya, dapat merasakan ikatan mereka yang begitu kuat. Mereka saling menyayangi, aku sangat tau itu. Aku tak dapat membayangkan jika aku berada di posisi Mbak Marsya saat itu, saat tahu bahwa Mas Hanang, kekasihnya, telah meninggalkan dunia ini untuk selama-lamanya.
Setelah aku membaca tulisan Mas Hanang di blog miliknya, aku tertegun. Aku tak mampu berkata-kata lebih jauh tentang kehidupan Mas Hanang. Ya Tuhan, Mas Hanang itu terlalu baik, baik sekali... Kisahnya dengan Mbak Marsya yang penuh cerita, menyiratkan makna yang begitu dalam. Bagaimana cinta mereka terjalin erat, bagaimana perjuangan Mas Hanang sampai detik terakhirnya, dan kisah yang lainnya lagi... Tuhan, Mas Hanang sangat memberi banyak inspirasi untukku. Kisah mereka, begitu tulus...
Sejak saat itu, aku semakin bisa merasakan apa yang telah dialami oleh Mbak Marsya. Walaupun aku tau, dia pasti merasa teramat sakit, namun satu hal yang membuatku sangat terkesan adalah, di account twitter dan blog milik Mas Hanang, tertulis, "Proud to be Marsya's" dan "Really love Marsya". Dan kata-kata itu, akan selalu terukir jelas di sana, dan tak akan dapat terganti untuk selama-lamanya. 
Aku selalu menangis jika aku mengingat kenyataan itu. Baru kali ini, aku dapat merasakan apa itu cinta yang abadi. Jika selama ini kata-kata "I love you now, tomorrow, and forever" terdengar bullshit dan begitu klise, aku dapat merasakan makna yang sebenarnya saat ini. Begitu dalam, begitu tulus. 
Mas Hanang, terimakasih atas semuanya. Terimakasih atas kisah-kisahmu yang begitu menginspirasi kami, semoga engkau tetap tersenyum di sana bersama Tuhan.

Selamat Jalan, Mas Hanang. Kami semua menyayangimu...

No comments:

Post a Comment

Setahun di Psikologi

I can't give enough thanks to You, God. Because You are waaaay to kind to me. Udah 2 semester berlalu di psikologi, dan, walaupun banya...