Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi.
Tetapi
Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat
kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga
kepadanya pipi kirimu.
(Matius 5:38-39)
Repost from:
http://www.everyoneneedsjesus.blogspot.com
Salah satu ayat paling terkenal yang sering dikutip di Alkitab adalah ayat mengenai "ditampar pipi kanan, berikan pipi kiri".
Sewaktu saya belum kenal Kristus, bagi saya, ayat ini merupakan sebuah tindakan bodoh, lemah dan tidak logis.
Bagaimana
tidak? Seorang manusia pada dasarnya sebagai manusia mempunyai naluri
untuk membalas kejahatan, mereka menginginkan keadilan.
Apalagi kalau
memang dirinya tidak bersalah, dia harus membela haknya. Melepaskan
orang yang melakukan kezaliman terhadap kita saja itu adalah sesuatu
kekonyolan, apalagi MENAWARKAN dengan SUKARELA hak kita yang lain, itu
suatu kemustahilan !
Mari kita periksa hati kita saudara-saudara ! Kita menuntut keadilan atas hak kita dengan dasar apa?
Seringkali kita menginginkan pembalasan disebabkan karena masalah HARGA DIRI. Berhati-hatilah, itu adalah bentuk KESOMBONGAN.
Yesus
Kristus, seorang yang sederhana mengajarkan ayat ini bukanlah tanpa
alasan ataupun hanya sekedar kekonyolan belaka.Dibalik makna ayat
"Ditampar Pipi Kanan, Berikan Pipi Kiri" terkandung pengajaran yang luar
biasa dalamnya.
Di artikel kali ini, saya hanya sanggup mengulas hanya beberapa point yang sebenarnya maksud tersirat di balik ayat ini.
Yang dapat saya tangkap dari pengajaran tentang ayat ini adalah:
1. KeberanianAdalah
pandangan banyak orang, termasuk ketika saya masih Ateis waktu masih
remaja adalah bahwa ayat ini mengajarkan kepada kita untuk menjadi
seorang pengecut dan penakut.
Mari kita secara jujur menganalisa ayat
ini. Memang ketika kita membaca "Janganlah kamu melawan" dari potongan
ayat ini, nampaknya ayat ini mengajarkan kita untuk cari aman, lebih
baik
tidak berurusan dengan masalah.
Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu ...
Tetapi
jika kita membaca potongan ayat selanjutnya "berilah juga kepadanya
pipi kirimu", ayat ini mengandung sebuah penawaran secara sadar kepada
penganiaya kita untuk menampar bagian pipi kita yang lainnya.
melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.
Yesus
tidak mengajarkan kalau pipi kananmu ditampar, maka larilah jauh-jauh
atau setelah ditampar pipi kanan, minta ampunlah kepada penganiaya.
2. PengampunanJika
kita baca di ayat sebelum Matius 5:39, tentulah ayat ini berbicara
hukum qisas. Hukum qisas yang dikenal di Hukum Taurat dan sekarang juga
diadopsi menjadi hukum standar kemanusiaan
mengajarkan manusia untuk
menuntut keadilan jika hak kita dilanggar. Secara normal dan norma,
hukum ini adalah logis dan manusiawi.
Tetapi sekali lagi Yesus
berbicara sesuatu mengenai standar yang lebih tinggi daripada hukum
normatif manusia. Dia berbicara mengenai "hukum surgawi".
Adalah sebuah effort yang besar untuk mengampuni orang yang telah berbuat dosa kepada kita.
Rasanya gregetan di dalam hati, kepalan tangan rasanya tidak dapat ditahankan untuk orang yang telah menampar kepada kita.
Jangankan
diri kita yang mengalami. Melihat berita-berita ketidakadilan terhadap
orang lain saja kita rasanya ingin turun tangan. Apalagi menimpa kita?
Tetapi
apa yang tidak mampu dilakukan oleh hukum Taurat bisa dilakukan oleh
Yesus Kristus, tentunya juga bagi kita yang percaya kepada Dia.
Yesus
mengajarkan kita bukan saja kita sesudah ditampar pipi kanan kita
mengampuni si penganiaya secara proaktif, bukan tertunduk lesu setelah
ditampar, bukan hanya diam setelah ditampar.
Jadi, ada pesan bahwa kita mengasihi secara
SUNGGUH-SUNGGUH orang yang telah menganiaya kita.
Jika hanya DIAM, tidak ada pesan yang diterima oleh si penganiaya.
Pengampunan yang kita berikan akan berdampak pada pertobatan. Jika tidak bertobat, kita berhadapan dengan psikopat.
3. Kecerdasan Pipi merupakan bagian tubuh manusia (lebih spesifik lagi bagian wajah manusia) yang paling aman untuk "dilukai".
Yesus
adalah pribadi yang cerdas. Setiap pengajaran yang diberikan tidaklah
berisi pesan yang tidak berbobot atau mengajarkan pengikutNya menjadi
fanatik buta tanpa tau apa manfaat dari setiap tindakan yang diambil.
Dia mengajarkan kepada murid-muridNya selain tulus seperti merpati, mereka juga harus cerdik seperti ular (tapi bukan licik).
Yesus tidak mengajarkan kita menawarkan kepala kita, mata kita, dada kita, perut kita, tapi pipi kita.
Kerugian dari pukulan terhadap pipi tidak akan menghasilkan cidera yang membawa kepada kematian.
KesimpulanSebenarnya
masih poin yang dapat kita gali dari pengajaran ayat ini, tetapi
rasanya dari point-point di atas kita belajar manfaat yang besar untuk
diterapkan ketika berhadapan dengan orang yang memusuhi kita.
Ayat
ini cocok diterapkan pada saat kita berdiri di pihak benar ataupun kita
memang berada di posisi yang salah. Kita dapat belajar untuk mengampuni,
kita juga bisa belajar untuk mengalah untuk menang bahkan membawa orang
berdosa kepada pertobatan.
Jika ayat ini diterapkan saat kita berada
sebagai orang yang bersalah yang memang layak mendapatkan perlakuan
memalukan ini, anggaplah tamparan-tamparan ini adalah bentuk hukuman
yang membangkitkan kesadaran untuk pertobatan.
Adalah berguna
kalau kita secara sadar belajar melepaskan hak kita jikalau itu
bermanfaat membawa keinsafan pada hati orang berdosa sehingga dunia ini
penuh dengan kasih.
Ingat saudara-saudara, Dia telah berikan teladan kepada kita:
Luk 23:34 Yesus berkata: "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat."
Mari datang kepada Dia .... !